Biarkan waktu menjelajahi ruang angkuhmu

Biarkankan egoku lantang berbicara ....

Membahas rindu memang tak pernah habis. 2 hari berturut turut aku coba menghubungimu, tapi tak ada jawaban. Mungkin raga lelahmu sedang beristirahat. Mungkin aku yang menghubungimu di waktu yang keliru. Lalu namamu muncul tiba tiba di aktivitas pengikutku di instagram :)

Tidakkah kamu sempat melihat nomor ponselku terabaikan di layarmu? Sulitkah kau pinjamkan jarimu 2 menit saja untuk memberiku penjelasan mengapa tak sempat memberi jawaban?

Halo pekerja keras..

Lihat! Aku dengan bangga tak pernah menggantungkan diriku lagi sekarang. Dengan sadar aku tak menganggapmu satu satunya sumber kebahagiaanku lagi setiap hari. Aku tak pernah memaksamu menolong kesulitanku, aku tak pernah merenggut waktu kerjamu, aku tak pernah meminjam telinga dan matamu untuk menyenangkan egoku. Aku melakukan apapun sendiri. Kubiarkan waktu menjelajahi ruang angkuhmu sampai kau lelah sendiri. Harusnya kau benar benar mengerti.

Mengapa?

Mengapa kau terus tak menghargai keberadaanku? Kau anggap aku mentari dan bulan yang selalu memudar dengan baik baik saja. Kau selalu mematahkan hatiku. Kau hanya tak sadar bahwa hati yang patah selalu mampu membisu. Kalau kau mau koreksi karena hal ini terlalu basi, boleh kau nilai aku tak tahu diri. Ketahuilah, aku tak pernah marah jika kau sulit membagi waktumu untukku, yang membuatku sedih adalah mengapa kau tak pernah mengerti maksudku. Mengapa kau dengan mudahnya memarahiku bila ada perlakuanku yang kamu tak suka. Padahal aku tak berniat menyakitimu, padahal aku sama sekali tidak menganggu waktumu. Kamu hanya muak denganku, lalu kau pergi semaumu. Kamu hanya tak suka denganku.

Membaca tingkah lakumu yang membuatku terus terusan merasa bersalah rasanya telah membuncah. Aku tak tau lagi apa yang menunjukkan arah. Kamu terus terusan membenci semua yang ada padaku. Kamu tak tau manusia akan merasa lelah karena kau selalu benar. Kamu hanya tak tau hatiku tidak sekuat yang kamu mau. Aku masih sanggup melakukan ini karena rindu selalu terus menjahit luka luka yang kau robek. Percayalah, sulit sekali aku lalui sebetulnya. Kalau bukan karena aku benar benar menyayangimu, aku menyerah ...

Kalau kau kira aku selalu meminta hal lebih dari yang kau beri. Kalau kau mengira aku membuatmu selalu merasa kurang melakukan apapun untukmu. Sama, sayang. Sekuat dan sesesak apapun aku berjuang, aku merasa selalu kurang untukmu. Kalau begini, harusnya kita sama sama mengerti. Mungkin kita bisa punya waktu bergiliran untuk ego kita masing-masing. Bukan pergi semaumu.

Sesak yang semakin mendesak mengiringi perjalanan hatiku yang telah jauh berubah. Aku yang sekarang. Aku yang mungkin tak akan membuatmu muak dulu. Tapi aku masih saja tak cukup baik di matamu. Lalu, kau membenci sifatku atau kau memang membenciku? Kamu masih menganggapku gadis lemah. Gadis yang selalu kesusahan bila tidak ada bantuanmu. Lalu kamu benci semua hal yang aku lakukan. Kamu abaikan khawatirku, kamu spelekan perhatianku, kamu singkirkan usahaku. Apa ini caramu memperlakukan perempuan yang terus kau tahan dengan kesakitan? Bahagia saja tak kau beri mengapa kau lumpuhkan hatiku terus menerus?

Aku kekasihmu.

Manusia yang kau diamkan seribu bahasa, kau acuhkan aku sejuta aksara. Sebutkan keinginanmu agar aku tak perlu repot menebak nebak maksudmu. Pergi dan katakan bahwa kau tidak akan kembali kalau kau tidak mampu menginginkan keberadaanku.

Kau tenggelamkan aku dalam lubang perangkap bisumu. Kau celakai aku berkali kali. Aku tak ada bedanya dengan setangkai mawar yang mau sematkan di pot bunga kedap udara. Tanahnya mengering dan daunnya layu kehausan tapi tak kunjung kau rawat pot itu. Begitulah aku yang kau penjarakan dengan pedih yang semakin membuih.

Ingat, jika satu waktu aku menghubungimu, jika satu waktu aku membutuhkan bantuanmu..itu semua bukan karena aku bergantung padamu, tapi karena aku menghargaimu. Dan karena aku benar benar rindu.

Tidakkah kau mengerti? Kau sadar untuk terus tidak sadar. Kau selalu repot mencari cari kesalahanku, sementara kau sendiri sibuk membela diri. Kenyataannya, waktu tak pernah menamparmu dengan bijaksana. Rasa bersalahmu begitu mudah kau tunjukan, begitu mudah juga kau lupakan.

Namun pada akhirnya, aku tetap pengagum segala sikapmu. Hatiku tak pernah menolak untuk memaafkanmu karena akan sangat kurang bersyukur jika aku menuntutmu. Pergilah ke tempat yang membuatmu lebih nyaman, menolehlah kepada siapapun yang telah mampu merebut perhatianmu walau sekarang segalanya bukan berasal dariku. Walau sekarang mungkin aku bukan "satu satunya" lagi. Perihal menyayangimu tak pernah berubah. 

Komentar

Postingan Populer