Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Kekhawatiran masyarakat menghadapi pasar bebas ataun MEA kian meningkat. Yang kita tau bahwa MEA mulai berlaku akhir tahun 2015 mendatang yang dimana pasar bebas ini sudah direncanakan oleh para pemimpin ASEAN sejak lebih dari satu dekake yang lalu. MEA adalah pasar tunggal memungkinkan penjualan barang dan jasa dari satu negara ke negara lain diberbagai negara kawasan Asia Tenggara sehingga persaingan semakin ketat. MEA juga dilakukan agar daya saing ASEAN bisa mengejar China dan India untuk menarik para investor-investor asing sebab penanaman modal dikawasan ini sangatlah membantu kesejahteraan masyarakat. Pasar bebas ASEAN membuka peluang dan tenaga kerja untuk mengisi berbagai profesi seperti dokter, pengacara dll. Bayangkan, ketika lulusan-lulusan luar negeri menempati posisi pekerjaan di Indonesia? Sedangkan kita sudah kuliah dan menuntut ilmu setinggi-tingginya tetapi ketika hendak bersaing di bursa kerja, posisi kita tersingkir oleh para pekerja asing sedangkan kita tahu bahwa yang orang pikir tentang sekolah-sekolah dan universitas luar negeri sangat berkualitas tinggi maka sudah dipastikan akan melahirkan sumber daya manusianya yang berkualitas pula. Maka perlu kesiapan diri dari masing-masing sebagai warga negara Indonesia menjelang pemberlakuan pasar bebas ASEAN tersebut. Tidak hanya jasa, seperti yang sudah dijelaskan bahwa barang juga diperbolehkan untuk saling bertukar-menukar, kesempatan negara asing sangat mudah untuk mendapatkan pasokan produk dari dalam negeri begitupun sebaliknya.
Pertanyaanya apakah generasi muda Indonesia sudah siap menghadapi dan bersaing di pasar bebas ASEAN? Hari ini tepat 28 Februari 2015, saya mengikuti kuliah umum yang diisi oleh Pak Yuliandre Darwis Ph,D yaitu Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, beliau sedikit menjelaskan beberapa tips dalam menghadapi MEA sebagai masyarakat Indonesia generasi pelurus bangsa ini yang saya kutip dan review

1. Upgrading yourself
Sebagai generasi muda sudah saatnya kita memberi gebrakan baru, sudah bukan saatnya untuk bersantai-santai dengan hal yang kurang penting. Sekarang saatnya kita meningkatkan kualitas diri kita sendiri. Intropeksi dirilah apakah kita sudah mampu bersaing atau belum? Terkadang bersama teman satu tempat saja kita masih belum bisa menonjo apalagi dengan tenaga kerja asing? sampai kapan kita akan tertinggal dan tertindas? Saatnya kita bangkit dan buktikan.

2. Bahasa
Mungkin jika dibandingkan dengan tenaga kerja asing, sebagian besar memang sudah siap dan selama ini kendala kita hanya dalam bahasa. Pelajaran bahasa Inggris yang diajarkan disekolah rupanya tidak cukup untuk memahirkan setiap siswa dalam berbahasa, karena bahasa itu akan terbiasa saat dipakai. Belajar bahasa Ingrris bisa saja otodidak tetapi tetap harus dilatih. Bahasa sudah menempati posisi nomor ke sekian dalam persaingan kerja, bahkan bahasa yang digunakan sekarang sudah harus lebih dari dua bahasa minimal.

3. Ethos, pathos, dan logos.
Sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 3 kata ini sangat berpengaruh. Ketiga ini adalah kata yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan komunikasi. Salah satu hal yang mendapati posisi tertinggi adalah ketiga ini. Dalam masyarakat luas kita harus beretika yang baik, mempengaruhi orang dengan kewibaan kita serta menggunakan bahasa-bahasa yang masuk logika.

4. Kerja Diluar Negeri
Jika nanti banyak profesi dan jabatan yang diisi oleh warga asing, tidak ada salahnya kita bekerja atau menuntut ilmu di luar negeri, salah satunya untuk mendapatkan inspirasi. Memang banyak universitas yang bagus untuk meningkatkan kualitas diri kita, so boleh saja kita mengambil hal yang positif suatu saat kita bisa mengamalkannya dinegara kita sendiri.

5. Skill
Skill sangat penting dan penunjang segala hal. Percuma pengetahuan dan bahasa kita kuasai tetapi kita tidak punya skill dan karisma. Skill adalah suatu keterampilan dan keahlian khusus yang muncul dari dalam diri masing-masing.

Itulah pelajaran yang saya dapat dari kuliah umum hari ini dikampus. Semoga bermanfaat :)

Komentar

Postingan Populer