Takut Untuk Mencintaimu


Aku tidak tahu hal manis ini disebut apa. Apa ini yang disebut banyak orang kencan? Hmm jelas jelas aku bahagia. Menurut banyak orang, bahagia itu saat pergi ke tempat yang mewah, ke tempat yang jauh dengan barang-barang yang mahal. Menurutku, bahagia itu ya memperpanjang obrolan sama kamu yaitu cara aku membunuh detik menjadi menit. Waktu akan terasa lama bagi orang yang sedang menunggu, dan waktu terasa singkat bagi orang yang sedang berbahagia. Aku percaya teori relativitas, saat otak bekerja tidak sinkron dengan kesadaran hati, itu yang menyebabkan waktu terasa begitu cepat saat bahagia. Aku bahagia bersamamu. 

Aku membiarkan angin menabrak wajahku karena kita melawan arahnya, aku duduk di jok belakangmu dan ingin sekali memelukmu dari belakang. Tapi aku sadar, aku bukan satu-satunya perempuan yang pernah duduk dibelakang punggungmu. Pikiranku melayang bersama angin berterbangan. Kamu ini pintar sekali membuat aku akhir-akhir ini ketergantungan karenamu, membuatku jadi candu karenamu. Kamu terus membuka mataku dengan seribu perlakuan manismu. Sadarkah, yang kamu lakukan ini sampai-sampai membuatku tidak paham lagi alasan apa yang harus aku jelaskan. 

Kamu ini apa? Terbuat dari apa dan lahir dari tubuh siapa? Mengapa aku bisa sangat menggilaimu. Begitu mudahnya kamu membuatku mengagumimu dalam waktu sesingkat ini. Tidak mungkin kalau kamu tidak menyadari bahwa aku memiliki perasaan sebesar ini. Perasaan ini berkembang menjadi rasa takut kehilangan. Puluhan tanya meriuh dikepalaku, aku memohon agar aku cepat terbangun untuk menyadari bahwa aku ini salah. Aku tidak mau jatuh untuk kesekian kalinnya hanya karena tertipu perlakuan pria yang magis menyihirku berbuat diluar kendali. Aku takut ketika aku mulai mencintaimu, aku takut kamu pergi tak meninggalkan alasan, aku takut semua yang aku tunggu ini berujung sia-sia, tolong katakan haruskah aku tetap tinggal? Bahkan sampai saat ini kamu belum mengatakan sesuatu kepadaku.

Oh tuhan. Aku mencintaimu seakan semua yang ada padamu adalah tipeku. Karakter apapun yang aku harapkan melebur. Sungguh tak ada penututan dariku, aku tidak pernah meminta status dan kejelasan kan? Karena aku tidak seberani itu. Aku hanya ingin kamu mengatakan apa yang kamu rasakan agar aku tidak meraba terus-terusan, agar aku punya alasan untuk tetap seperti ini denganmu. Beri aku alasan satu saja.

Tidak mungkin kamu tidak menyadarii gerak-geriku selama ini, tidak mungkin kamu tidak memahami jelas apa maksudku. Lalu apa yang membuatmu ragu? apa yang membuat kamu terus menyuruhku menunggu? Apa semua perhatian yang kutunjukkan padamu benar-benar menguap dan tidak berbekas? Aku memang membiarkan perasaan ini mengalir layaknya kayu membiarkan api terbakar tanpa alasan. Tapi, sejauh ini saja kah kamu ingin tahu? Tidak ada lagikah yang ingin kau artikan dari semua perlakuanku? Apa kau sengaja membuatku memperbaiki diri dulu sebelum aku bisa menjadi bagian dari kesibukanmu? 

Langkah kakiku terus menyamai setiap pergerakan kakimu yang terus menjauh lalu tiba-tiba berhenti mengajakku berdampingan, lalu dengan mudah kamu berlari lagi sampai kamu berusaha tidak membuatku mengejarmu. Aku harus bagaimana? Kalimat yang kadang-kadang aku selipkan pada setiap obrolan kita kukira membuatmu sadar untuk mengatakannya saat itu juga. Tapi, beberapa perlakuanmu menghempaskan tubuhku untuk terus menjauh darimu. Aku pikir, percakapan kita ini selalu spesial, alu kira pertemuan ini selalu kau tunggu-tunggu, aku sangka, perlakuanmu selama ini terhadapku adalah sebagai bukti bahwa kau menganggapku satu-satunya perempuan dihidupmu. nyatanya aku salah. Keraguan itu selalu muncul diwajahmu. Aku tak berarti apa apa bagimu.




Untukmu yang tak hentinya membuatku menunggu


Komentar

Postingan Populer