Putaran jam pada porosnya

Malam ini. Detik ini. Aku semakin membencimu. Bayang bayangmu terus mengepul otakku. Sesederhana inikah kamu menguasai hari-hariku. Aku semakin takut. Takut mengganggu rute tujuanmu. Hentikan aku jika apa yang selama ini aku anggap benar ternyata salah dimatamu. Jauhlah dari pikiranku. Bayangmu hanya menggangguku, gerak gerikmu yang membuatku tenggelam dalam jutaan tanya tak bisa aku lenyapkan.

Entahlah, kalimat singkat yang terlontar dari mulutmu atau sekedar barisan pesan yg kamu kirimkan untukku selalu membuatku tersenyum. Harusnya aku tidak selalu melibatkan perasaan karena aku tau kamu hanya merespon pertanyaanku, dan bukan hanya aku. Kamu bersikap baik bukan hanya padakku. Terlalu tolol untuk mempercayai perhatian-perhatian sederhanamu hanya diberikan untukku. Nyatanya tidak. Kamu hanya seorang manusia biasa yang punya rasa iba.

Ketahuilah, aku mencintai semua yang kamu lakukan. Aku mencintai setiap detik pergerakan tubuhmu, setiap jam dinding berputar pada porosnya. Aku membenci hal ini. Aku benci ketika tau bahwa aku sangat mencintaimu.

Dan ketahuilah sikapmu membuat aku merasa seperti Adikmu, dan Anakmu. Kamu seperti Kaka dan Ayahku. Aku menemukan mereka pada dirimu. Hal sesederhana itu yang seharusnya tak membuatku sesenang ini. Jauhkan perasaan ini. Aku tak mau mengganggu tujuanmu. Aku berusaha melupakan setiap detik kejadian yang aku ingat bersamamu. Setiap detik. Pergilah.

Aku merindukanmu pagi ini. 03.16 AM
(terinspirasi dari lagu Taylor Swift - Tearsdrop on my guitar dan Kamu)

Komentar

Postingan Populer