Pesan yang tak tersampaikan

Selamat malam, selamat beristirahat dari serangkaian kegiatan organisasimu yang sudah berakhir, selamat berhenti sejenak dalam kedamaian menuju ujian akhir semester. Tak terasa, sudah hampir setahun lebih aku mengenalmu, pujaan hati. Yang selalu tersimpan rapi dalam doa, yang selalu tersirat dalam setiap tulisan-tulisan ini.

Wahai pemilik hati yang begitu baik, aku menyimpan setiap bayangmu dalam otakku meski aku tak menginginkannya. Rasanya, perasaan ini sudah terlalu jauh, bukan seberapa lama aku menunggumu, tapi seberapa lama perasaan ini terlalu berharap bahwa kamu punya perasaan sama. Sebegitu bapernya aku? Kamu tau, aku tidak pernah bisa memecahkan teka teki kata-kata mu, bahkan aku tidak percaya bahwa ternyata kamu mencintai gadis lain.

Mencintai. Mencintai itu hanya ada dua, memiliki dan mengikhlaskan. Definisi ikhlas bagiku adalah melepaskanmu dengan mencintai pria lain. Mengapa sangat sulit? Aku berfikir bahwa semua pria tidak ada yang benar2 aku percaya. Bahkan aku menghiraukan yang ada dan belum ada. Aku terfokus pada satu titik. Ketahuilah, Kak. Aku mencintai semua yang ada padamu. Ingatkah, saat siang itu kita duduk di bangku kayu, kamu begitu semangat bercerita tentang ketertarikanmu pada satu hal, hingga kamu meyakinkanku bahwa aku pasti bisa melalui hal tersulitku.

Bukan munafik, aku menemukan sebagian besar sifat ayahku padamu. Rasanya hanya kamu yang bisa menuntunku ke celah yang lebih terang. Rasanya aku sudah berada pada titik ujung dimana aku sudah lelah bertemu orang-orang yang pandai membuatku dengan mudah mencintai lalu mengecewakan begitu saja. Rasanya aku benar2 menghiraukan itu ketika melihat itu pada matamu. Kamu manusia biasa, bisa mengecewakan. Tapi aku tau bagaimana kamu menyayangi orang lain dengan tulus tidak terlihat tapi selalu terasa. Dan aku tidak bisa berhenti mengagumimu.

Tahukah? Kalimatmu begitu ku simpan dalam hatiku, sangat dalam. Begitu aku mengira bahwa hanya kamu yang bisa menyayangiku tulus, wahai penyayang. Penyayang orang tua, teman, dan adik. Apa semua perlakuan sayangmu itu hanya untuk seorang adik? Ka, mengapa aku sangat menginginkan lebih dari itu?

Tarikan nafasku bahkan lebih nyaring dari bunyi disekitarku saat ini, hati ini sangat terluka. Lebih terluka saat harus buru2 menyadari bahwa gadis cantik, putih, tinggi nan solehah itu lebih pantas mendapatkanmu. Ya Allah yang Maha baik, mengapa aku sangat iri? Mengapa kesal ini memenuhi dadaku hingga sesak? Tuhan, maafkan aku baru mengingatmu saat aku melewati hal tersulit.

Ketahuilah, sampai saat ini imajinasi dan obsesiku sudah melambung begitu jauh. Bahkan aku sempat berpikir bahwa kamu adalah takdirku, nyatanya bukan aku yang ada dalam setiap doamu.

Bahkan, aku belum sempat menceritakan semua kekagumanku padamu, Ka. Aku sangat mengagumimu. Jika harus jujur, aku banyak belajar darimu. Harus kau ketahui, ketika aku menyesal belum diberi kesempatan masuk kedalam perkumpulan yang aku mau, aku bersyukur tuhan memberiku cara untuk bertemu denganmu, aku bersyukur diperkenalkan denganmu. Aku banyak belajar. Hanya saja aku yang serakah.

Ka, jika harus terus dipikirkan, aku bingung bagaimana cara membuatmu jatuh cinta padaku. Tolol. Sebaik baiknya manusia, ia pasti berhak mendapatkan gadis yang cantik. Ka, aku sedang nerusaha ikhlas melihatmu bahagia bersama gadis pilihanmu itu. Berilah aku jarak untuk melupakan semua rasa obsesiku yang tak akan berujung. Aku lelah. Semoga, Tuhan selalu bersamamu, bersama kalian, bersamaku.

Tuhanku yang Maha pemilik hati dan perasaan ini, beritahu aku untuk tetap menyayanginya dengan tulus. Beritahu dia bahwa aku sangat menyayanginya. Jangan beritahu dia bahwa aku menginginkannya, aku hanya ingin bersamanya suatu hari nanti.

Untuk Kamu, Abang organisasi yang paling baik.

Komentar

Postingan Populer