Jangan cepat pergi

Untuk laki-laki yang sedang berteduh di warung kopi malam ini, memakai kemeja lusuh dan kedinginan dibawah deras air hujan yang turun, aku ingin menulis tentangmu



Semoga kamu menjalani hari yang baik hari ini. Aku disini tetap dengan perasaan yang sama dan tidak berkurang sedikitpun.

Setidaknya, aku sudah mencoba untuk berlari jauh dari khayalan tentangmu, tetap saja yang aku temui adalah bayanganmu. Sampai saat ini sebenarnya aku masih hidup tentang kamu. Kamu tau, kamu tak mudah untuk dilupakan.

Musim boleh berpindah, warna langit boleh berganti, tetapi sampai detik ini isi kepalaku masih berdesakan mengeja namamu mengurai senyum kamu satu persatu. Mengingat momen dimana bisa menyentuh pipimu dan memandangimu sampai bosan dan ingin bebas dari perasaan “seberapa lama lagi masih akan seperti ini, seindah ini” seolah aku lupa bahwa kita pernah berjalan saling mengaitkan mimpi begitu erat

Aku memilih untuk terus tenggelam menyelami kedua matamu, melanjutkan senyum yang sering kita manjakan bersama. Sayangnya, pelukan ini akan segera berakhir karena pelukanmu adalah senja yang akan memilih untuk hilang. Gilanya, hati bukan diciptakan untuk berpura pura bahwa kita sama sama sadar akan menyisakan ruang kosong yang begitu luas, dan menggeruk hati yang begitu dalam

Aku mencintaimu dengan selalu terengah engah. Entah menuju kemana, melalui jalan apa, rasanya tidak pernah sampai. Rasanya selalu tersesat dalam paragraf yang tidak menemukan titik. Bahkan sampai detik kita sudah saling merelakanpun, maksudku sekarang, kamu masih menjadi satu satunya udara yang kuizinkan mengisi setiap rongga. Bagaimana mungkin aku pergi jika bayanganmu saja enggan pergi

Namun lagi dan lagi aku harus bangun dari mimpi bahwa cinta bukan selalu tentang kepemilikan tetapi tentang keikhlasan. Paling tidak aku pernah ada di hidup seseorang yang paling aku dambakan walau suatu saat nanti kamu akan memakaikan cincin dijemari perempuan terbaik yang kamu nantikan selama ini, mencium keningnya dan bersanding bahagia berbagi senyuman denganmu

Kesalahanku, isi harapanku adalah semua tentang namamu. Tanganku masih saja menggenggam harap untuk kedatanganmu pulang ke rumah hatiku.

Setiap jiwa bisa menjadi rumah, tapi tidak semua manjadi tempat untuk pulang. Letih senja berakhir dengan malam tanpa peristirahatan. Setiap pagi terbangun untuk mengikhlaskan sosok terbaik yang menguasai hidupmu akhir akhir ini. Selamanya dia akan kukenang dalam bait bait udara, lewat hembusan doa doa panjang yang tak akan pernah berakhir menyusuri ruang-ruang malam sepi yang berisi kerinduan. Kelak, yang paling kubanggakan adalah yang paling harus kurelakan

Aku menelusurimu sebagai jalan buntu, kamulah labirin terindah dimana cintaku tersesat tanpa pernah mau di selamatkan



Malam yang panjang,

di penghujung Februari

Komentar

Postingan Populer