Untuk Sea

Hi,

How is life going right now? My life is fine, how's yours? 

I need to do thing as nostalgic machine i want to turn every single second back, like immortalize in this safe place.


Let me take you to go back a little time.....

.

.

.

Langit Jakarta yang sendu, kita dipertemukan. 

Tidak ada kejadian apapun yang terjadi secara kebetulan. Bagaimanapun alurnya, apapun penghubungnya, Tuhan sengaja mempertemukan. Walaupun jatuh cinta denganmu adalah patah hati paling disengaja, aku tetap mensyukuri semua kesejukan hati saat bersamamu, paras dan suara beratmu yang menenangkan hati karena ku tahu jarak kita tak pernah jauh pada masa indah itu. Berteduh di langit dadamu dengan hujan air mata yang deras tak beralasan. Wajah manis itu, rambut halus itu, kulit coklat itu, mata tajam itu. Menenggelamkanku hingga tersungkur diujung kebahagiaan yang seolah tidak akan pernah usai dan rampung di pertengahan patah hati. Alasan rinduku selalu terisi. Cinta, tumbuh pelan pelan pada kita. Kita, adalah satu ragu yang mengumpul dan saling yakin bersama.

Bukan cerita yang singkat, ketidaksengajaan ini adalah kumpulan dari segala proses yang terlanjur indah dan memambukan, sesederhana itulah kamu menguasai hari-hariku, kalimat indah yang selalu terlontar dari pemikiran cerdas dan dari mulutmu selalu membuatku merasa kamulah satu satunya yang sempurna.

Ketahuilah, aku mencintai semua yang kamu lakukan. Aku mencintai setiap detik pergerakan tubuhmu, setiap jam dinding berputar pada porosnya. Caramu memperlakukanku, melindungi semua yang ada padaku, caramu memahami mimpi-mimpiku. Pertanyaanku behamburan untuk mencari jawaban kenapa ada manusia sepertimu di bumi ini. Manusia yang tidak tau diciptakan dari apa, lahir dari rahim manusia yang sehebat apa, diberikan hati yang luas dan lapang dadanya. 

Aku pernah punya doa panjang, untuk memiliki berlian yang tidak pernah menunjukan cahayanya. Kamu berlian itu. Dan aku memilih mampir sebab ini adalah keajaiban yang tidak mungkin aku lewatkan. Sementara kamu sibuk dengan tanggung jawabmu membahagiakan semua orang yang ada di sekitarmu dengan selalu menelan pahit tanpa berbagi kepada siapapun. Bagimu, ketulusan adalah tabah yang tiada henti menjadi tugasmu. Sakit karenaku, adalah mendung paling baik buatmu. Kamu sadar untuk terus tidak sadar saat harus mencintai wanita yang bahkan selalu sedikit dalam menghargai usaha kerasmu. Dalam kesunyianmu, kamu selalu menikmati kesedihan yang tidak pernah mau kamu bagi.


Lalu aku selalu merasa buruk. 


Maaf untuk segala luka yang selalu kusematkan padamu. Maaf untuk segala sesal yang sudah tidak ada arti kalaupun terulang kembali. 

Namun, berbicara tentang bahagia, aku selalu jatuh cinta denganmu. Kelip bintang dan terang bulan terasa seperti biasa karena kalah meriah oleh hatiku yang merekah rekah saat bersama. Sungguh aku sangat ingin mengulang masa-masa itu.

Aku merasa bahagia dengan letih yang sangat kunikmati, yaitu bercerita tentang topik sampai bosan, mengulang waktu yang sama, mengerjakan hal yang mungkin bagi orang adalah sia sia. Kamu memiliki segala yang aku ingin ada pada orang yang akan membersamaiku sepanjang hidup.

.

Kita adalah masa lalu yang telah kita susun, bagaimanapun rupanya saat itu adalah keputusan kita yang paling membahagiakan untuk terus melanjutkan hidup walau kita terus tertatih tatih merawat pilu yang tiada ujung. Kita berlarian di jalan penolakan yang dan menemukan rumah untuk berteduh. Kita tidak pernah sengaja memilih diri untuk saling menyakiti. 

Jatuh cinta denganmu, adalah hal yang membawaku terbang jauh menjelajahi planet asing berisi rindu yang membuatku ingin terus lumpuh sebentar dalam waktumu, membunuh ratusan rotasi jarum jam hingga terbengkalai karena terbunuh cinta yang membuncah. Kita saling mencintai tanpa jeda menyingkirkan keramaian kota yang mengumpulkan miliaran manusia berkeliaran. Kita terus saling mencintai. Aku semakin takut. Takut mengganggu rute tujuanmu.

Saat ini, kebahagiaanmu adalah satu satunya tujuanku walau harus tertatih tatih menahan rasa sepi sendirian. Membaca satu persatu kebahagiaanmu tanpaku adalah alasanku mensyukuri senyum yang pernah kita ukir bersama. Berat jika harus terus mengulang kenangan bergelimang dipelupuk mata yang sekarang kenyataannya tidak semenyenangkan waktu itu. Bertemu bukanlah obat yang melegakan, namun gerbang lain menuju kerinduan baru. 


Semakin aku mengingatmu, semakin aku paham garis Tuhan. Menyadari tentang arti perpisahan sama dengan mendewasakan hati. Sebab pada prosesnya, hatiku ikut tumbuh untuk merelakan. Kubiarkan kau pergi sejauh apapun. Biarlah untaian doa yang menemani perjalanan pulangmu. Kini kita bercerita di tempat yang berbeda, semoga rasamu tetap sama. Semoga hari baru dan atmosfir baru tak menyapu bersih kenangan kita di sudut hatimu yang paling dalam. Walau ada hembusan sesak yang lirih datang silih berganti. Membanting waktu ribuan kalipun kita tidak ditakdirkan untuk bersama.
Pergilah, bersama harapan-harapan dan kebahagiaan besarmu. Hingga saat kita sudah saling menjadi asing, setidaknya akan ada satu hari yang terkenang abadi. Selayaknya kamu, semoga aku adalah salah satu bahagia di hidupmu.



Untuk anugerah, keajaiban, dan yang terkenang, Hosea Dwiantoro, berbahagialah...





Komentar

Postingan Populer