Perbedaan Radio/TV Komersial dengan Radio/TV Komunitas

Televisi dan Radio Swasta (TV/Radio Komersial)
Pengelolaan televisi dan radio komersial tidak ada bedanya dengan pengelolaan bisnis seperti bidang-bidang yang lainnya yaitu dengan penuh perhitungan untung dan rugi serta berorientasi pada pengembangan usaha yang berkelanjutan demi keuntungan. Setiap pemasukan dan pengeluaran beserta keuntungan diperhitungkan seberapa besarnya tak heran televisi-televisi dan radio-radio swasta membuat program-progmram permintaan pasar yang mengutamakan hal yang disenangi masyarakat agar memperoleh rating dan memiliki nilai jual yang tinggi serta mampu berkompetitif dengan pesaingnya. Hal ini mendorong televisi dan radio komersial/swasta untuk lebih kreatif dan inovatif agar pendengar dan pemirsa tetap setia bersama mereka. Tetapi kemajuan masyarakat yang semakin kritis dan selektif dalam memilih program yang layak untuk ditonton dan tentunya bermutu menuntut mereka untuk memberikan tontonan yang menjual serta menarik perhatian.
Secara ringkas orientasi program dan programming televisi dan radio komersial dapat dikatakan sebagai program berorientasi pada pasar (market oriented program or market driven program). Tetapi bukan berarti bahwa televisi dan radio komersial tidak memiliki tanggung jawab sosial, sebagai media massa mereka juga harus mempunyainya sebagai pelayanan terhadap masyarakat di mana mereka berada. Seperti halnya iklan, sebuah stasiun televisi menerima suatu produk untuk diiklankan dan dipromosikan demi meraup keuntungan tertentu tentunya dengan saling menguntungkan. Contoh televisi swasta yang sudah lama didirikan di Indonesia ini adalah Trans TV, Trans 7, Global TV, MNC TV, RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar, TV One, Metro TV adalah contoh televisi swasta di Indonesia. Dan contoh radio komersial/swasta adalah Prambors radio, OZ Radio, Zora Radio dll.
 
Televisi dan Radio Komunitas
Televisi dan radio komunitas didirikan oleh komunitas tertentu untuk kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan bagi komunitasnya tertentu. Berarti radio atau televisi komunitas didirikan karena mereka telah memiliki pelanggan atau pemirsa setia (loyal viewers, captive market) dan tidak mencari keuntungan (tidak komersial) karena kebutuhan biaya operasional maupun pengembangannya didukung sepenuhnya oleh komunitas yang mendirikannya. Sehingga programming yang mereka lakukan lebih diutamakan pada peningkatan manfaat dan daya tarik dari program-programnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan komunitasnya. Radio dan televisi komunitas jangkauannya sangat terbatas serta siarannya yang relatif pendek, dan hanya berorientasi pada jarak tertentu yang diatur oleh setiap keinginan anggota komunitas tersebut. Dengan munculnya televisi komunitas, diharapkan empat fungsi dari media massa dapat dilaksanakan dan disertai dengan tanggung jawab social. Televisi komunitas dapat memberikan suguhan program yang mendidik, sesuai nilai dan norma, serta budaya setempat. Contoh televisi komunitas seperti IKOM Channel dan TelkomTV di Telkom University. Serta dibawah ini adalah beberapa contoh radio komunitas yang ada di Indonesia.
Nama Radio Kampus Universitas
Radio Kampus ITB Institut Teknologi Bandung
Unpar Radio Station (URS) Universitas Katolik Parahyangan
Swara Unisba Universitas Islam Bandung
Pasundan Radio Universitas Pasundan
eSKa Radio Universitas Pendidikan Indonesia
Inkom Radio Universitas Jendral Ahmad Yani
Eltras Radio Politeknik Bandung
8eh Institut Teknologi Bandung
K-Radio Politeknik Pos
T-Radio IT Telkom
Elite Radio Institut Teknologi Nasional
IM Radio Institut Manajemen Telkom
C Radio Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
B Radio Universitas Bina Darma
Ghoroh Radio Polteknik Negeri Sriwijaya
Swara Radio Institut Koperasi Indonesia
 Jadi perbedaan antara radio komunitas dengan radio swasta, yaitu tata cara pengelolaan dan tujuan pendiriannya. Pengelolaan radio dan tv komunitas memperhatikan aspek keterlibatan warga atau komunitas. Tujuan kegiatan penyiaran di radio dan tv komunitas melayani kebutuhan informasi warganya sehingga keterlibatan mereka dalam merumuskan program sangat penting. Hal berbeda terjadi di dunia radio dan tv swasta. Lembaga ini berdiri untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya sehingga aspek rating sangat diperhitungkan sebagai ukuran gengsi tv dan radio. Hidup dan matinya tv dan radio swasta terletak pada pemasukan iklan sehingga seluruh kreativitas diukur dari segmen pasar yang disasar. Singkat kata, radio dan tv komunitas mengutamakan kepentingan dan kebutuhan warga di wilayah tempat radio dan tv tersebut sementara radio/tv swasta diarahkan kepada segmen pasar. Radio dan tv komunitas menyajikan tema-tema yang dibutuhkan warga setempat, acapkali bahasa yang digunakan oleh penyiar mengikuti dialek lokal dan kebiasaan berbicara setempat. Hal berbeda banyak radio/tv swasta cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta) supaya terlihat modern dan gaul. Dilihat secara etimologis, maka lembaga penyiaran komersial merupakan industri media yang memang didirikan untuk memenuhi kebutuhan atas keuntungan ekonomi (komersialisasi). Karena memiliki tujuan komersial, maka khalayak yang hendak dibidik untuk memperluas keuntungan usaha adalah khalayak yang umum, bukan bersifat spesifik seperti lembaga penyiaran komunitas. Landas-tumpu kegiatannya didasarkan keuntungan, sehingga untuk menciptakan keuntungan tersebut, lembaga media komersial harus menyesuaikan program acaranya dengan keinginan khalayak pasar komersial.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_penyiaran_komunitas#Idealisme_dan_tujuan
http://yayan-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-70836-media-Hand%20Out%20Lembaga%20Penyiaran%20Komersial.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio_komunitas
http://digilib.uin-suka.ac.id/1792/1/BAB%20I,%20BAB%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Komentar

Postingan Populer